Daerah Kaya Masyarakat Miskin, RAG Beberkan Solusinya

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia (HIPTI), Rusmin Abdul Gani (RAG).

SultraLight.Net – Ketua Umum Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia (HIPTI) Rusmin Abdul Gani (RAG), menawarkan sejumlah solusi dalam menekan angka kemiskinan masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dilansir dari detik.travel.com, Provinsi Sultra masuk dalam 15 deretan Provinsi termiskin di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.

Rusmin Abdul Gani mengatakan, untuk keluar dari cengraman kemiskinan, masyarakat Sultra harus cermat dalam melihat dan mengisi ruang-ruang usaha yang ada.

“Perlu tumbuh usaha-usaha dengan mengelola sumber daya yang kita miliki,” kata RAG saat ditemui awak media, pada Minggu, 13 Agustus 2023.

Lanjut, mestinya Pemerintah harus proaktif membangun ekosistem, dalam upaya pengembangan usaha-usaha lokal yang ada.

BACA JUGA :  Afika Resto Cafe dan Afika Billiard Resmi Dibuka, Tempat Nongkrong Sambil Main Billiard di Kota Kendari

“Tinggal bagaimana pemerintah untuk memaksimalkan potensi sumber daya lokal yang ada melalui regulasi-regulasi yang dikeluarkan. Contohnya usaha hotel atau penginapan. Harusnya pemerintah juga menggunakan fasilitas itu sehingga terjadi perputaran uang dan dengan uang itu kemudian digunakan untuk mempekerjakan orang dan membayar pajak yang kemudian juga akan kembali ke negara,” ujarnya.

RAG menegaskan bahwa, kemajuan suatu negara atau daerah tidak terlepas dari kemajuan dunia usaha, minimal persentase jumlah pengusaha di daerah maupun nasional mencapai angka 12 – 15 persen dari jumlah penduduk.

BACA JUGA :  IRT di Kendari Terkena Busur, Anak Panah Tertancap di Atas Betis

“Sementara kita saat ini hanya mencapai angka 10 persen bahkan kurang dari itu. kalau pengusahanya sedikit, tetap akan miskin juga,” tegasnya.

Untuk menumbuhkan pengusaha-pengusaha baru mencapai presentase yang diharapkan, masyarakat harus lebih kreatif dalam melihat potensi yang ada di bumi anoa.

“Terkhusus kita di Sultra, jangan hanya melihat tambang. Lihatlah potensi-potensi lain yang bisa kita kembangkan seperti pertanian, peternakan, kelautan, transportasi, dan lain-lain. sehingga keperluan bahan baku daerah juga bisa dengan mudah kita dapatkan di daerah tanpa mengimpor barang dari luar,” pungkasnya.