SultraLight.Net – Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), kedapatan menjual BBM bersubsidi jenis Pertalite terhadap warga dengan menggunakan jerigen.
Aktivitas pembongkaran BBM bersubsidi yang mesti dibongkar di SPBU yang berada Roko-Roko, justru dilakukan di halaman belakang sebuah Gudang Tabung Gas LPG milik PT. Tenri Putri Tarigasindo di Desa Pasir Putih, Kecamatan Wawonii Barat, Minggu, 21 Agustus 2022.
Warga yang mengetahui adanya pembongkaran, berbondong-bondong membawa jeriken ukuran 20 liter untuk membeli Pertalite yang dijual secara bebas oleh pengelola SPBU.
Sejumlah awak media mengkonfirmasi kepada pengelola SPBU Roko-Roko nomor 76.933.18, tak mengelak adanya pembongkaran dan penjualan BBM subsidi jenis Pertalite milik SPBU tersebut di halaman belakang Gudang Tabung Gas LPG.
“Benar ini BBM untuk kuota SPBU di Roko-Roko, terpaksa kita jual disini (halaman Gudang tabung gas lpg) karena mobil tangki tidak tembus lantaran rusak jalan menuju SPBU Roko-Roko,” ungkap Elsa.
Parahnya lagi, harga BBM Pertalite yang dijual, justru mengalami kenaikkan harga. Padahal harga normalnya adalah Rp. 7.650, per liter. Namun pihak pengelola menjual di lokasi tersebut terjadi kenaikan harga hingga Rp. 8.250, per liter.
Elsa menambahkan, kondisi itu telah diketahui dari pihak pimpinan perusahaannya.
“Harganya Rp. 8.000, ada juga harga Rp. 8.250. Kalau di kendaraan harga normalnya,” tambahnya.
Bahkan Elsa katakan telah mendapat izin dari Pemerintah Daerah (Pemda) Konkep untuk melakukan pembongkaran BBM.
“Sudah dapat izin juga dari Pemda Konkep terkait bongkar dan jual BBM di sini (Halaman Gudang Tabung Gas LPG di Desa Pasir Putih),” jelas Elsa.
Ditempat terpisah, Direktur PT. Tenri Pulau Wawonii, Ady Faisal Prawidya saat di konfirmasi melalui sambungan teleponnya mengatakan bahwa ia tak mengetahui adanya aktivitas pembongkaran dan penjualan BBM di Gudang Tabung Gas LPG.
“Saya tidak mengetahui keadaan di SPBU dan di gudang tabung gas, tapi yang jelas saya tidak pernah perintahkan apalagi mau menyetujui hal fatal itu pak,” bebernya.
Sementara Kepala Bagian Ekonomi Pemda Konkep, Chaerullah menepis tudingan dari pihak pengelola SPBU Roko-roko yang mengatakan Pemda memberikan izin melakukan pembongkaran dan penjualan BBM di Gudang Tabung Gas LPG tersebut.
“Itu tidak benar, sebagai Pemda Konkep dan selaku pribadi saya tidak pernah memberikan izin jual BBM di Gudang gas LPG,” tegasnya.
Pihak pertamina rayon VII Sulawesi, Taufiq Kurniawan saat di konfirmasi melalui pihak WhatsApp mengatakan sejauh ini pertamina yang di Wawonii di pindahkan kedalam jerigen dikarenakan jalan tersebut tidak bisa akses oleh kendaraan mobil tangki.
“Sebetulnya ini kita sudah usulan untuk mengakomodasi sistem yang tidak standar ini, yang penting BBMnya sampai di tangan masyarakat yang di Kecamatan Wawonii Tenggara,” kata Taufiq.
Lanjut Taufiq, Jika kondisi tempat distribusi BBM berlokasi di tempat yang tidak mungkin di tempuh melalui kendaraan darat atau mobil, maka dari itu di geser di moda transportasi lain yang penting BBM tersebut sampai.
“Tetapi hal yang tidak standar ini memicu orang berpikiran negatif terhadap kita, sehingga kita usulkan ke pemda untuk dibuatkan satu jalur yang memang mengakomodir hal yang tidak standar ini agar tetap legal dan sah dan di awasi secara ketat tanpa ada permainan-permainan ketika pada saat pemindahan ke mobil tangki itu,” jelasnya.
Salah seorang warga yang enggan di sebutkan namanya menjelaskan bahwa tadi pagi sudah habis 5 ton Pertalite, dan sore ini sementara berlangsung lagi pembongkaran dijual ke warga pakai jerigen sebanyak 5 ton.
Berarti dalam satu hari ini ada 10 ton yang dijual oleh pengelola SPBU ke pembeli yang menggunakan jerigen.
“BBM Pertalite ini sebenarnya jatah pasokan untuk SPBU yang ada di Roko-roko. Namun ini dibongkar lalu dijual ke pembeli pakai jerigen di pangkalan gas Epliji di Langara. Tidak ada yang tahu pembongkaran ini, karena lokasinya masuk lorong dan tidak kelihatan dari jalan jadi mereka bebas,” jelasnya.
Tak hanya itu, penjualan BBM Bersubsidi jenis Pertalite ini udah berlangsung sejak 3 bulan terakhir dengan melayani pembelian jeriken. Parahnya, warga yang datang membeli menggunakan jeriken dalam jumlah partai banyak.
“Ini sudah 3 bulan berjalan pembongkaran seperti ini, pihak penangggungjawab juga mengaku dan membenarkan terkait penjualan BBM secara ilegal tersebut,” tutupnya.