SultraLight.Net – Tentu belum pudar dalam ingatan, Randi dan Yusuf mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari tewas ditembak aparat saat berunjuk rasa menolak RUU kontroversial pada 26 September 2019 silam.
Sampai saat ini, tidak ada kejelasan kasus, sehingga luka tersebut masih membekas di hati mahasiswa dan keluarga.
Atas dasar itu, para mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Keluarga Besar Yusuf dan Randi Kardawi menggelar unjuk rasa memperingati 3 tahun kematian dua mahasiswa kampus ternama di Kota Kendari.
Sehingga, 500 personel jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Sultra disiagakan untuk menghalau demonstran September Berdarah.
“Gabungan dari anggota Polda Sultra, sekitar 500 personel, kami yang terlibat mulai dari Satuan Polda Sultra, jajaran ini terdiri dari Polairud dan Brimob, Polres,” ungkapnya.
Berdasarkan pantauan di sekitar Mapolda Sultra, terlihat beberapa ruas jalan arah Mapolda telah ditutup menggunakan pagar berduri untuk mencegah masuknya massa aksi.
Selain itu puluhan mahasiswa juga terus mendesak aparat kepolisian agar segera menuntaskan kasus kematian dua rekan mereka hingga saat ini.
“Kami akan terus menyuarakan aksi ini. Karena hingga saat ini kasus kematian Yusuf dan Randi belum mampu diselesaikan oleh pihak Kepolisian,” ujar Cobra salah seorang mahasiswa dalam orasinya.
Untuk itu, ratusan mahasiswa mendesak Kapolda Sultra untuk menuntaskan kasus tersebut dan mengundang Kapolda Sultra untuk melakukan dialog bersama ratusan mahasiswa.